Panyandra / panyondro temanten jawa versi bahasa Indonesia

panyandra-panyondro-temanten-jawa-versi-bahasa-Indonesia - 1
Panyandra / panyondro temanten jawa versi bahasa Indonesia



Panyandra / panyondro temanten jawa- Panyandra temanten merupakan sebuah ungkapan untuk menggambarkan suasana yang sedang terjadi dengan menggunakan bahasa dan intonasi suara yang lebih khas. bahasa yang digunakan biasanya menggunakan bahasa kawi, jawa krama inggil dan adakalanya jawa ngoko. 

Penggunaannya tidak hanya kata-kata biasa, namun lebih banyak mengarah ke kiasan dan hiperbola (berlebihan) yang menyanjung peraga dalam upacara yang sedang dijalankan. Selain itu, dalam menarasikan hendaknya tidak seperti layaknya orang yang berkata atau berbicara, namun menggunakan irama seperti pada pedalangan saat suluk. Namun hal tersebut tidak selalu, saat menarasikan hal lucu diperbolehkan dengan gaya bebas agar mencairkan suasana.

Tujuan diadakan panyandra atau panyondro adalah agar suasana lebih berkesan dan tentunya sebagai informasi kepada para hadirin sejauhmana prosesi sedang berlangsung.

Artikel ini merupakan penerjemahan dariPanyandra temanten Jawa Terbaru. 

Hal ini memenuhi permintaan dari pembaca agar lebih mudah dalam memahami isi artikel. 

Penerjemahan dilakukan perkata namun ada penyesuain kalimat bila dirasa dibutuhkan. selamat membaca 

PANYANDRA MIJILIPUN TEMANTEN PUTRI (keluarnya pengantin putri dari kamar rias)

Terhanyut dalam suara gending ketawang sekarteja/Puspawarna. Seperti ada aroma wangi semerbak terbawa angin. Terlihat pengantin putri sudah beranjak dari ruang ganti busana.

Panti  bermakna tempat, busana adalah apa yang dikenakan, mijil saking panti busana bermakna beranjak keluar dari tempat ruang ganti busana menuju ke hadapan para tamu di tengah pesta.
penganten putri mengenakan busana yang serba indah bagaikan busana istri raja. Terlihat bersinar-sinar dan gemebyar. bila diibaratkan tidak ada celanya semua serba pas.

Mengenakan bunga yang dirangkai disampirkan dipundak kanan. Bila tertiup angin harum baunya memenuhi seluruh ruangan jamuan/pesta.

Indah dan sesuai busana yang dikenakan menambah pesona lemah gemulai gerakannya, jika di ibaratkan seperti bukan insan manusia tetapi seorang bidadari ratih yang turun dari kahyangan.

Baca Juga

PANYANDRA PRAPTANING TEMANTEN KAKUNG (kedatangan pengantin putra)

Bagaikan ada hembusan angin baadai yang keras, suasana kalang kabut menyerbu di tengah-tengah pesta ibarat ada suara bangunan yang roboh. Semua akibat karena terkena pancaran aura sang pengantin pria yang terlihat agung dan berwibawa.

Penganten pria diibaratkan penuh kebagusan. dasarnya memang tampan, tinggi tegap badannya. Apalagi mengenakan busana yang ditenun dari benang keemasan. bersinar-sinar namun tidak menyilaukan. ditambahlagi memakai dhestar (Mahkota/peci khas Raja jawa) yang mirip para Raja yang tidak mengecawakan (semua serba sesuai)

Berjalan beriringan para saudara dan keluarga dekat lainnya sambung menyambung tidak terputus padat merayap mengiring langkahnya pengantin pria.

Sudah sampai tempat yang dituju, maka segera dilanjutkan acara selanjutnya yaitu acara serah dan terima (pasrah tampi).

PANYANDRA TEMANTEN PANGGIH / TEMON

Suasana hening dan tenang, tidak ada suara belalangpun walau seekor. ibarat daupun tidak bergerak karena anginpun berhenti bertiup. Yang terdengar hanya suara gending yang dipputar ditengah-tengah pesta. walau hanya diputar melalui kaset (pita suara) semua itu karena terkena pancaran aura yang sedang melangsungkan acara nikah.

Sungguh sudah ada garis dari Tuhan terciptanya laki-laki dan perempuan di dunia yang kemudian berjodoh

Lalu melambai tangan pengantin putri disertai melempar gantal (daun sirih) kepada pengantin pria yang dinamakan Gondhang Kasih (daun sirih yang dipegang pengantin putri disebut gondhang kasih)
Kemudian ini juga segera dilakukan pengantin pria bergegas membalas melempar gantal (daun sirih di gulung kecil) yang dinamakan Gondhang tutur.

Mungkin anda tertarik dengan belajar pranatacara dengan mudah? klik untuk menonton




KETIKA MENGINJAK TELUR
Sudah terlihat telur diinjak pecah seketika oleh kaki pengantin pria, itu memberi gambaran/tanda bahwa pengantin pria merupakan calon yang akan menjadi pengantar benih suci, hadirnya keturunan sebagai tali pernikahan.

KETIKA CUCI KAKI
Lalu bergegas pengantin putri segera merunduk ke kaki suami, memberi penghormatan (menyembah ala keraton) serta mencuci kaki suami.

KETIKA SINDURAN (sindur merupakan kain selendang)
Selesai acara panggih, segera dilaksanakan acara sinduran, terlihat kedua pengantin dikenakan kain sindur (selendang) yang diberikan oleh Ibu. Menerima kode sang Bapa segera memegang ujung kain sindur kemudian mengiring kedua mempelai menuju kursi pelaminan.

Terlihat pelan-pelan dan penuh kehati-hatian jalannya sang Bapa dan Ibu dalam mendampingi kedua mempelai menuju tempat yang dituju. Itu memberi gambaran/tanda kepada mempelai berdua untuk senantiasa berhati-hati dalam mengarungi rumah tangga, tidak grusa-grusu (sembrono) agar tidak keliru, tidak iri dan berkeinginan dengan barang yang mewah dikarenakan ingin dipandang wah.

KROBONGAN
Sesi ini ada:
  • bobot Timbang 
  • tandur
  • kacar-kucur
  • dahar kembul 
sesi selanjutnya adalah

SUNGKEMAN
Sudah bergeser dari tempat duduk, pengantin pria mendampingi istri menuju ke hadapan Bapa dan Ibu, lalu sungkem dan meminta restu dalam perbikahannya semoga selalu menemui kebahagian dan langgeng hingga selama-lamanya.

Ini yang anda butuhkan:

Sungkem bekti kepada Bapa karena ingat bahwa bapaklah yang menyebabkan dirinya bisa ada di dunia.
sedangkan sumungkem kepada ibu dikarenakan bahwa Ibulah yang mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari lamanya, yang merawat dari kecil hingga dewasa, singkat kata kecil dibesarkan, bodoh dipintarkan.

Mengalir air mata keluar dari mata kedua mempelai, jatuh dipangkuan Ayah-bunda seperti untaian mutiara. ungkapan yang sesuai sepertinya banjir air mata ditengah pesta.

Demikian tadi contoh teks panyandra temanten terbaru.untuk penggunaannya bisa disesuaikan keadaan dan tentunya bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.Sebagai pranatacara tentunya harus bisa memahami pula gending-gending yang diperlukan pada setiap sesinya.seperti:
  • mijilipun temanten putri
  • praptaning temanten kakung
  • panggih
  • krobongan
  • mapak besan
  • sungkeman
  • photo temanten
  • pambagya harja
  • panutup/purna

Untuk urutan gending-gending pahargyan yang diputar pada pernikahan adat jawa yang bisa dilihat di artikel gendhing-gendhing pahargyan.


Demikian tadi kurang lebihnya panyandra temanten Jawa terjemah bahasa Indonesia terbaru. Semoga bermanfaat.


0 comments

Post a Comment