Siraman adat jawa prosesi sebelum pernikahan

siraman-adat-jawa-prosesi-sebelum-pernikahan
Siraman adat jawa prosesi sebelum pernikahan


Siraman adat Jawa adalah sebuah tradisi atau ritual pembersihan diri dengan cara mandi atau siram menggunakan air bunga dan rempah-rempah yang dilakukan sebelum pernikahan di masyarakat Jawa. Siraman adat Jawa dilakukan sebagai bentuk persiapan mental dan spiritual bagi calon pengantin serta sebagai tanda bahwa mereka memasuki fase baru dalam hidup mereka.

Dalam siraman adat Jawa, air bunga yang digunakan biasanya terdiri dari berbagai jenis bunga yang kemudian digunakan untuk membasuh seluruh tubuh peserta siraman dengan cara disiram atau diguyurkan.

Selain membersihkan diri secara fisik, siraman adat Jawa juga dianggap dapat membersihkan dan menyucikan pikiran serta mempersiapkan peserta dalam menghadapi fase baru dalam hidupnya.

Berikut ini siraman adat Jawa yang umumnya dilakukan sebelumnya pernikahan

Ada beberapa tahapan dalam acara siraman. Tahapan tersebut merupakan satu kesatuan dalam acara. Isi dan urutan acara siraman temanten yaitu:

1. Pasang blekete lan tuwuhan
2. Pasangbleketep
3. Sungkeman Calon temanten putri.
4. Ngracik/nyampur toya siraman saking pitung (7) sumber. (Mencampur air dari 7 sumber mata air.
5. Utusan kintun toya dhumateng kulawarga Calon temanten putra. (Mengirim utusan ke keluarga calon pengantin laki-laki)
6. Lampahipun siraman (acara siraman)
7. Bilasan atau pecah pamor (Bersuci atau memecah pamor)
8. Pagas rikma (Potong rambut)
9. Gendongan (Bopongan)
10. Pagas tumpeng (potong tumpeng) 
11. Tanem rikma (tanam rambut)
12. Sade dawet (jualan dawet)
13. Paring arta asilipun sadeyan dawet (memberikan uang hasil jualan dawet)
Siraman purna (siraman selesai)

PENJELASANNYA DENGAN BAHASA INDONESIA

1. Pasang bleketepe dan tuwuhan.

Pemasangan blekete dan tuwuhan (bleketepe adalah anyaman daun kelapa sedang tuwuhan adalah buah-buahan dan tanaman terpilih sebagai simbol diantaranya kelapa, pisang, padi, tebu dll). Pemasangan dilakukan oleh kedua orang calon pengantin di serambi rumah.

2. Sungkeman Calon pengantin putri. 

Sebelum calon pengantin wanita melakukan siraman, maka ia akan diminta untuk sungkeman terlebih dahulu kepada orang tuanya terutama kepada ibunya. Selama prosesi siraman hingga selesai dipandu oleh juru rias bekerjasama dengan pranatacara.

3. Meracik/mencampur air siraman dari tujuh (7) sumber. 

Sebelum dilaksanakan siraman, sudah disiapkan air yang diambil dari beberapa mata air berbeda. Biasanya dari sendang-sendang air yang ada di daerah sekitar. Namun sumber mata air bisa dari mana saja, bahkan ada yang menggunakan air zamzam sebagai salah satu diantaranya.

4. Mengirim utusan untuk diantar ke keluarga Calon penganten putra. 

Air yang telah dari tujuh sumber mata air tidak digunakan oleh calon pengantin wanita semuanya. Orang tua calon pengantin wanita diminta untuk memberikan beberapa bagian kepada calon pengantin laki-lakinya. Biasanya air akan ditempatkan dalam sebuah wadah semacam kendi kemudian meminta tolong seseorang untuk mengirim ke calon pengantin laki-laki. Prosesi inilah yang disebut mengirim utusan.

5. Jalannya acara siraman. 

Prosesi siraman tidak hanya dilakukan sekedar mandi, namun calon pengantin wanita akan dimandikan atau disiram air secara bergantian oleh orang terpilih. Diantaranya adalah orang tuanya, kemudian oleh ibu -ibu yang masih memiliki hubungan kerabat namun masih memiliki suami. Orang yang menyirami biasanya berjumlah ganjil.

6. Bilasan atau pecah pamor


Setelah melakukan prosesi siraman, calon pengantin akan melakukan pecah pamor. Pecah pamor ini dilakukan bersama kedua orang tua dengan membanting sebuah kendi berisi air. Sebelum dibanting, calon pengantin wanita akan berwudhu dari air yang ada di kendi, setelah selesai wudhu maka kendi baru dibanting oleh orang tuanya dengan sambil mengucap "aku ora banting anakku Nanging aku banting pamoring anakku". Kendi dibanting ke tanah hingga pecah.

7. Potong rambut

Setelah selesai pecah pamor, maka calon pengantin wanita akan dipotong rambutnya. Potong rambut di sini tidaklah untuk membetuk sebuah model rambut tertentu, namun hanya simbolis beberapa helai. Pemotongan dilakukan oleh kedua orang tuanya.

8. Gendhongan

Orang tua (bapak) menggendong ke kamar. Setelah selesai pengantin akan dibopong oleh bapaknya untuk berganti pakaianenuju ke kamar ganti.

9. Potong tumpeng dilanjutkan suap-suapan. 

Setelah selesai berganti pakaian, calon pengantin kemudian akan diajak memotong tumpeng. Potong tumpeng bersama kedua orang tuanya dan lalu ia menyuapi dengan potongan tumpengnya. acara ini masih dipandu oleh juru rias dan pranatacara.

10. Tanam rambut. 

Orang tua akan mengubur potongan rambut dari calon pengantin wanita. Penanaman biasanya di dekat pintu, bawah pohon atau sekiranya aman dan masih di sekitar rumah yang masih terdapat tanah yang mudah digali.

11. Jualan dawet. 


Jualan dawet merupakan acara yang paling ditunggu oleh para pengunjung yang turut menyaksikan. Orang tua calon pengantin akan mengambil dawet dari dalam rumah. Sang Ibu akan menggendong di sebuah keranjang dan bapak akan memayungi saat berjalan menuju tempat berjualan. Ini merupakan simbol bentuk kerjasama orang tua dalam mencari penghidupan. 

Pengunjung dipersilahkan membeli dawet namun tidak menggunakan uang sungguhan. 
Uang yang digunakan merupakan uang koin yang terbuat dari pecahan genting tanah liat. Di sini biasanya akan saling berebut karena dawet laris dan bisa cepat habis sehingga kadang banyak yang tidak kebagian.

12.Memberikan hasil jualan dawet oleh orang tua ke pengantin putri. 


Setelah selesai acara jualan dawet, maka hasil penjualan akan dihitung dan kemudian diserahkan kepada calon pengantin wanita. 

13. Acara siraman selesai. 


Acara siraman selesai biasanya diakhiri dengan makan bersama seluruh keluarga yang hadir di acara siraman tersebut.

Diatas merupakan isi acara pada acara siraman adat Jawa. Adakalanya acara diatas bisa berjalan urut, namun dalam kondisi tertentu acara bisa terbalik-balik sesuai pemahaman dari juru rias.

0 comments

Post a Comment